Sejarah Daerah Taman Nasional Batang Gadis – Sumatera Utara
Taman Nasional Batang Gadis atau TNBG yaitu salah satu taman nasional yang berada di Pulau Sumatera. Kawasan seluas 108.000 hektar pada mulanya yakni areal hutan yang mempunyai berbagai jenis tumbuhan dan fauna.
Selain keanekaragaman hayati, disini terdapat banyak objek wisata yang mampu dikunjungi. Di sepanjang taman nasional juga dapat ditemui banyak sekali fauna endemik dan langka, bahkan ada yang pernah dianggap sudah punah dan datang-tiba timbul kembali di TNBG.
Sejarah Taman Nasional Batang Gadis
Pengajuan untuk membentuk taman nasional bekerjsama diprakarsai oleh Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal atau diketahui sebagai Madina, Provinsi Sumatera Utara. Hal itu ialah keinginan serta tunjangan yang diberikan oleh tokoh-tokoh, penduduk setempat, dan juga forum penduduk .
Alasan besar lengan berkuasa dorongan untuk membentuk taman nasional dilandasi oleh rasa khawatir dan impian untuk menyelamatkan kondisi hutan di daerah tersebut yang masih tersisa dan cukup utuh. Masyarakat yakin bahwa hutan yang baik akan memperlihatkan faedah kepada mereka dalam jangka waktu yang relatif panjang.
Usulan tersebut jadinya diajukan terhadap Menteri Kehutanan secara resmi lewat Surat Bupati Madina No.522/982/Dishut/2003 pada tanggal 8 April 2003 serta terhadap Gubernur Propinsi Sumatera Utara lewat surat No.522/1837/Dishut/2003 pada tanggal 16 September 2003 dan juga No.522/2036/Dishut/2003 tanggal 29 Oktober 2003.
Pengajuan taman nasional menerima respon aktual dari pemerintah provinsi dan kesudahannya Gubernur Provinsi Sumatera Utara mengeluarkan surat pinjaman No.050/1116 pada tanggal 2 Maret 2004.
Tidak lama kemudian, Menteri Kehutanan mengeluarkan Surat Keputusan No.126/Menhut-II/2004 pada tanggal 29 April 2004 ihwal Perubahan Fungsi dan Penunjukan Hutan Lindung, Hutan Produksi Terbatas, dan Hutan Produksi Tetap di Kabupaten Mandailing Natal, Propinsi Sumatera Utara seluas kurang lebih 108.000 hektar.
Dengan begitu status hutan-hutan tersebut menjelma tempat pelestarian alam yang berfungsi selaku taman nasional dengan nama Taman Nasional Batang Gadis. Nama tersebut diambil dari sungai utama yang mengalir dan juga membelah dua Kabupaten Madina, yaitu Sungai Batang Gadis.
Kondisi Alam Taman Nasional Batang Gadis
1. Letak dan Topografi
Secara geografi Taman Nasional Batang Gadis terletak pada koordinat antara 99°12’45″ – 99°47’10″ Bujur Timur dan 0°27’15″ – 1°01’57″ Lintang Utara. Sedangkan secara administratif tempat ini dikelilingi oleh 68 desa serta 13 kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal.
Sementara itu kondisi topografi dari taman nasional yang terletak di tempat pegunungan Bukit Barisan ini adalah datar, berbukit, sampai bergunung-gunung dengan ketinggian antara 300 sampai 2.145 meter di atas permukaan laut. Puncak tertinggi ialah Gunung Sorik Merapi.
2. Iklim dan Hidrologi
Berdasarkan penjabaran Koppen, taman nasional ini tergolong ke dalam tipe-A. Sementara anutan sungai yang menjadi pendukung di kawasan ini adalah Sungai Batang Gadis yang mengalir di sepanjang taman nasional.
3. Geologi dan Tanah
TN Batang Gadis dilalui oleh patahan besar yang berada di Pulau Sumatera yang disebut Great Sumatran Fault Zone, juga beberapa sub patahan mirip Batang Gadis – Batang Angkola – Batang Toru. Sebagai kawasan vulkanis aktif, taman nasional ini mempunyai tanah yang beresiko pengikisan dan longsor, sehingga disebut selaku kawasan bencana.
4. Ekosistem dan Vegetasi
Sebagai kesatuan hutan hujan tropika, beberapa tipe ekosistem yang ada di taman nasional ini ialah ekosisitem hutan hujan tropika dataran rendah, ekosistem hutan hujan tropika dataran tinggi, dan ekosistem dataran vulkanik.
Flora dan Fauna Taman Nasional Batang Gadis
Kawasan yang dilalui oleh patahan besar dan riskan bencana lazimnya mempunyai bentangan alam yang mempesona, begitu juga dengan Taman Nasional Batang Gadis. Dengan pesona alam yang dimilikinya, kawasan ini menjadi surga untuk aneka macam jenis satwa dan tanaman.
1. Flora
Merujuk kepada hasil dari sebuah penelitian, tercatat ada sekitar 225 jenis flora Vascullar plant atau berpembuluh yang mampu dijumpai di daerah ini. beberapa jenis flora khas lokal yang hampir langka dan dapat ditemui antara lain kantong semar (Nephentes sp.), bunga padma (Rafflesia arnoldi), dan damar laut (Shore spp.).
Selain itu masih ada lagi meranti merah, bania tanduk atau gugusan bania (Shorea leptocladus), kapur (Dryobalanops spp.), suren (Toona sureni), agathis (Agathis spp.), dan banyak sekali jenis flora lain yang belum dapat diidentifikasi.
2. Fauna
Fauna yang sudah berhasil diidentifikasi di taman nasional ini lumayan banyak. Kelompok mamalia diketahui ada 42 jenis dengan 16 spesies yang terancam punah di dunia dan 22 spesies yang dilindungi oleh pemerintah.
Beberapa diantaranya adalah kucing emas (Catopuma temminckii), kucing batu (Felis marmorata), macan sumatera (Panthera tigris), beruang madu (Helarctos malayanus), harimau dahan (Neofelis nebulosa), kambing hutan (Capricornis sumatraensis), anjing hutan (Cuon alpinus), kijang (Munticus muntjak), dan tapir (Tapirus indicus).
Ada juga beruk (Macaca nemestrina), simpanse ekor panjang (Macaca fascicularis), musang tenggorokan kuning (Martes flavigula), ungko (Hylobates sp.), landak (Hystrix brachyura), serta trenggiling (Manis javanica).
Adapun kelompok reptil yang mampu dijumpai adalah king kobra (Ophiophagus hannah), sedangkan kelompok amfibi antara lain katak bertanduk tiga (Megophrys nasuta) dan sesilia (Ichtyophis sp.).
Kelompok burung di taman nasional ini tercatat berjumlah 247 jenis dengan 7 spesies terancam punah, 12 spesies hampir terancam punah, 16 spesies migran, 47 spesies yang dilindungi, serta 14 spesies endemik Sumatera.
Spesies burung tersebut antara lain kuok (Plyplectron malacense), burung kuayan, burung cucak rawa, burung murai kerikil, burung kepodang, dan masih banyak lagi yang belum berhasil teridentifikasi.
Burung schneider pitta (Pitta schneider) dan salvador pheasent (Lophura inormata) ialah spesies burung endemik Sumatera yang sudah langka. Lalu ada pula spesies yang sukses ditemukan kembali setelah hampir satu kurun menghilang, ialah Carpoccyx radiceud.
Kegiatan dan Destinasi Wisata
Ada banyak sekali acara yang dapat dikerjakan pengunjung di Taman Nasional Batang Gadis. Mulai dari sekadar observasi kondisi dan lingkungan taman nasional hingga dengan berwisata. Destinasi rekreasi yang mempesona untuk dikunjungi juga cukup bermacam-macam di daerah ini.
1. Sibanggor Julu
Sibanggor Julu yakni sebuah desa yang menjadi salah satu destinasi rekreasi yang disukai oleh pengunjung karena berbagai hal yang mampu dijalankan. Untuk meraih lokasi ini, pengunjung mampu berkendara memakai kendaraan roda empat dari Panyabungan selama kurang lebih 45 menit.
Setelah hingga di Sibanggor Julu beberapa kegiatan yang mampu dilaksanakan adalah mendaki puncak Gunung Sorik Merapi. Menariknya, di puncak gunung ini akan dijumpai Danau Aek Cunik serta Air Terjun 7 Rasa. Selain itu di sekitar desa Sibanggor, hadirin akan menjumpai rumah adab desa yang berupa unik serta fatwa air panas di Sungai Sibanggor.
3. Aek Sampuran Namenek Nagodang
Pada budaya masyarakat lokal kata ‘aek sampuran’ berarti ‘gerojokan’. Kaprikornus Aek Sampuran Namenek Nagodang ialah air terjun yang terletak di Desa Pastap Julu. Akses menuju lokasi wisata ini dapat ditempuh dengan memakai kendaraan roda empat selama kurang lebih satu jam dari Kota Panyabungan menuju arah Bukit Tinggi.
3. Ai Terjun Aek Nabontar
Air Terjun Aek Nabontar merupakan salah satu teladas di TN Batang Gadis yang berlokasi di Desa Longat. Waktu tempuh menuju lokasi ini memerlukan lama perjalanan sekitar 30 menit dengan memakai kendaraan roda empat. Setelah datang di Desa Logat, perjalanan kembali dilanjutkan dengan berjalanan kaki selama 2 jam.
4. Air Terjun Langit Saotik dan Sungai Ngai Sihayo
Kedua destinasi ini bekerjsama berlawanan, tetapi sama-sama terletak di Desa Hutagodangmuda. Jadi sayang sekali jika pengunjung yang bertandang ke salah satunya tidak mampir ke yang lainnya juga.
Sungai Ngai Sihayo dan Air Terjun Langit Saotik terletak di Desa Hutagodangmuda. Lokasi ini cukup terjangkau dengan kendaraan roda empat selama 45 menit, tetapi waktu tempuh sesudah itu yang cukup usang adalah sekitar 5 jam dengan berlangsung kaki. Selama perjalanan hadirin akan menyusurui anutan sungai dan disuguhi bentang alam yang memukau.
5. Danau Saba Begu
Destinasi wisata Danau Saba Begu ialah salah satu tujuan yang disukai oleh para hadirin taman nasional. Cara untuk hingga di lokasi ini yaitu menggunakan kendaraan roda empat dan memerlukan waktu kurang lebih selama 45 menit dari kota, lalu dilanjutkan lagi dengan berjalan kaki sejauh 300 meter di jalan setapak.
Ketika berada di Danau Saba Begu, hadirin mampu menyaksikan danau dengan latar belakang puncak Gunung Sorik Merapi yang menawan. Di tempat ini juga ada aneka macam jenis burung serta satwa lainnya yang merupakan spesies endemik sesekali akan timbul. Sebagian pengunjung juga menyebabkan danau ini sebagai kawasan memancing.
Comments
Post a Comment